SEJARAH AMBALAN DALEM SUTANANGGA DAN NYAI TANDURAN ANOM (SMANSA BANJARSARI)

SEJARAH TERBENTUKNYA AMBALAN DALEM SUTANANGGA DAN NYAI TANDURAN ANOM

Dua puluh tujuh tahun yang lalu, tepatnya tahun 1985 bulan Juli di Kawasen atau kawasan ratawangi telah lahir sebuah Lembaga Pendidikan Tingkat Atas dengan nama SMA Negeri 1 Banjarsari.
Tenaga pendidik yang menyelenggarakan pendidikan pada saat itu adalah guru-guru dari SMA Negeri 1 Banjar yang berdomisili di Banjarsari . Keberadaan mereka dengan status tenaga honorer/GTT. Walaupun dengan status GTT para tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Banjarsari tidak menjadikan hal yang menyebabkan menurunnya semangat kerja dan berjuang untuk untuk menghasilkan out put yang berkualitas.
jumlah tenaga pandidik pada awal berdiri hanya beberapa orang saja, tetapi dengan semangat yang menggelora keberadaan SMA negeri 1 Banjarsari mampu bertahan dan menghasilkan lulusan yang membanggakan.
Sejalan dengan berkembangnya SMA Negeri 1 Banjarsari, pada tahun 1986 lahirlah Gerakan Pramuka GUDEP 5159/15160 yang berpangkalan di SMA Negeri 1 Banjarsari dengan kepengurusan dua ambalan.
Pemakaian nama ambalan Dalem Sutanangga dan Nyai Tanduran Anom didasari oeh falsafah bahwa nama ambalan tersebut harus menggunakan nama tokoh di kawasan itu yang memiliki nuansa Heroik, Khaismatik, Patriotik dan Religik.
sesuai dengan falsafah tersebut, maka nama ambalan untuk gerakan pramuka GUDEP 15159/15160 di pangkalan SMA Negeri 1 Banjarsari adalah Dalem Sutanangga (putra) dan Nyai Tanduran Anom (putri).

1) LATAR BELAKANG PENGGUNAAN NAMA AMBALAN DALEM SUTANANGGA DAN NYAI TANDURAN ANOM
     Seperti diuraikan terdahulu pemakaian nama ambalan harus didasari falsafah bahwa pengambilan nama tokoh tersebut dikawasan itu harus memiliki nuansa Heroik, Khaismatik, Patriotik dan Religik.
     Sebagai bahan memperjelas pemakaian nama Dalem Sutanangga dan Nyai Tanduran Anom, penulis sajikan sekelumit sejarah kawasen, berdasarkan tulisan dari Drs. Atja Raden Rangga Kusumasembada, Prof. Dr. Edi S Ekadjati, TBG,. Dr. F. De Haan, dipaparkan bahwa :
     Pada saat pengaruh islam dari Cirebon mulai berkembang dan masuk ke selatan yaitu Galuh, yamh sedang berkuasa di kerajaan Galuh adalah Prabu Jaya Ningrat atau yang disebut juga sebagai Prabu Galuh Cipta Sanghiang. Raja Galuh tersebut telah menghilang dari istana kerajaan Galuh karena tidak mau masuk agama islam. Kemudian diganti oleh putranya  Prabu Galu Cipta Permana dalam rangka untuk mengamankan daerah kekuasannya. Agar tetap memegang tampuk kekuasaan, maka Prabu Galuh Cipta Permana mempersunting putri maharaja kawali yang bernaa Tanduran Di Anjung. Sebelum melangsungkan pernikahannya, Prabu Cipta Permana yang tadinya beragama Hindu terlebih dahulu mengikrarkan diri untuk  memeluk agama Islam.
     Kemudian Prabu Galuh Cipta Permana memindahkan pusat kerajaannya ke Negara Tengah ini nantinya Prabu Galuh Cipta Permana melahirkan keturunan-keturunan yang akan menjadi para bupati yang memerintah Imbanagara, Bojong Lopang, Utama, Kerta Bumi dan Kawasen.
     Salah satu putra Prabu Galuh Cipta Permana yang menjadi bupati Galuh mendapat julukan Adipati Panaekan yang memerintah pada tahun 1618-1625. Adipati Panaekan mempunya empat orang anak. Putra keempat Adipati Panaekan berasal dari istrinya yang bernama Nyai Tanduran Anom yang berasal dari kandungan Nagara Bongas (Cikaso). Putra Adipati Panaekan dari Nyai Tanduran Anom bernama Wiradana atau juga menyebut Ki Among Raga Lintung Wuluh atau disebut juga Dalem Bongas.
      Ki Wiradana mengembara ke sebelah timur negeri asalnya yaitu Nagara Tengah. Beliau kemudian menetap dipinggir sungai kawasen, bermukim dan ngabagawan (bertapa) sambil menyebaran agama Islam, yang lama kelamaan beliau menjadi pemimpin daerah tersebut dan akhirnya oleh rakyat disebut Dalem. Dari Dalem Bongas inilah nantinya menurunkan kepada Bagus Sutapura atau Tumenggung Sutanangga menjadi bupati Kawasen (Dikutip dari buku "Mengenal Kedaleman Kawaen 1579-1810").

2) PUSAKA AMBALAN
     Pusaka adalah senjata kuo yang biasa digunakan oleh para raja, dalem, dan prajuri pada masa kerajaan.

Pusaka Ambalan Dalem Sutanangga adalah berupa panah dan busurnya
Pusaka Ambalan Nyai Tanduran Anom adalah berupa selendang.
Share this article :
 

+ komentar + 3 komentar

January 6, 2013 at 10:28 AM

ngopi ti nu urng...ahahahhahhaaa...

March 31, 2013 at 11:02 AM

tapi nu maca na loba keneh di nu urg hahaha

August 3, 2018 at 9:36 AM

Mantap

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Let's Go'Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger