Realita Persahabatan
Wanda Ariyatna Yanuar
Seperti biasa, sore itu Andra dan Rafi sedang duduk
di atap sebuah gedung. Dua orang sahabat itu memang sering pergi ke atap gedung
itu diwaktu sore. Mereka banyak menghabiskan waktu berdua di sana, untuk sekedar
duduk-duduk atau melakukan hal lain. Waktu itu mereka sedang melihat
pemandangan dari atap gedung tersebut. Ketika mereka melihat ke arah toko-toko
yang berbaris rapi di bawah gedung tersebut. Mereka melihat ada sekelompok
orang yang datang membawa berbagai senjata tajam, mereka adalah mafia yang
biasa meminta uang kepada para pemilik toko di daerah itu. Siapapun harus
meniapapun harus menyetorkan uang hasil berdagangnya kepada para mafia itu.
Andra dan Rafi sangat benci kepada mereka, karena mereka kerap melakukan
tindakan kasar kepada pemilik toko yang melawan meskipun pemilik toko itu sudah
tua sekalipun. Pernah suatu waktu Andra dan Rafi menemukan seorang pemilik
toko, Pa Dani sedang menangis di tokonya, tokonya hancur berantakan, ternyata
toko pa Dani dihancurkan para mafia itu karena pa Dani melawan saat para mafia
itu meminta uang harian mereka. Semakin benci Andra dan Rafi kepada mafia itu.
Mereka sering menghabiskan waktu di atap untuk menyelidiki para mafia itu,
ternyata pemimpin mafia itu bernama Geri.
Ketika Andra dan Rafi sedang
melihat mafia itu, Rafi melihat ada seorang gadis di tepi atap gedung itu,
wajahnya sayu, dia berdiri di tepi atap dan melihat ke bawah seakan-akan ingin
bunuh diri. Kemudian Andra berlari menghampiri gadis itu.
” Jangan lompat!” seru Andra. Gadis itu kemudian
berbalik dan menatap Andra sambil menangis.
”Ayolah, apa masalahmu? Lebih
baik ceritakan padaku.” kata Andra pada gadis itu.
”Aku bahkan tak mengenalmu.”
kata gadis itu tak mau beranjak dari tepi gedung.
”Aku Andra, jangan sia-siakan
hidupmu seperti ini.” Andra mencoba membujuk gadis itu agar tak melompat.
Akhirnya gadis itu mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
”Aku Keyzha.” kata gadis itu
memperkenalkan dirinya. Ternyata gadis itu berasal dari keluarga ’Broken Home’.
Orang tuanya bercerai ketika dia masih balita, sejak saat itu dia tinggal
dengan ibunya. Hidup penuh masalah dan penuh tekanan membuat Keyzha ingin bunuh
diri.
”Kamu hanya butuh teman.” kata
Andra
Sejak saat itu, Andra dan Rafi
mempunyai teman baru. Sekarang mereka selalu pergi bertiga kemanapun mereka
pergi. Namun nampaknya ada perasaan yang lain antara Andra dan Keyzha. Rafi pun
menyadari itu, dia merasa semenjak Andra mengenal Keyzha, sahabatnya itu seakan
semakin menjauh darinya. Tak seperti ketika mereka selalu pergi berdua
kemanapun mereka pergi. Rafi selalu ingat kejadian-kejadian yang dia alami
bersama sahabatnya, ketika makan bersama, main ps, bolos sekolah, sampai
berkelahi dengan anak sekolah lain. Namun kini Andra seakan melupakan semua
kejadian itu, dia lebih sibuk dengan Keyzha. Rafi tak berani protes atau
bertanya tentang itu kepada Andra, dia ingin menghargai sahabatnya itu. Mungkin
ini saatnya sahabatnya itu mengisi kehidupannya dengan seorang gadis.
Keyzha dan Andra semakin akrab,
mereka sering jalan berdua atau menghabiskan waktu berdua di atap gedung tempat
mereka bertemu dulu. Rasa cinta semakin tumbuh di hati mereka. Hingga pada
suatu malam ketika mereka sedang bersama di atap. Andra mengungkapkan isi
hatinya
”Aku mencintaimu.” kata Andra.
Keyzha pun terdiam, menatap
mata Andra. Lalu dia
tersenyum.
”Aku juga mencintaimu.” Keyzha meraih tangan Andra dan memegangnya
dengan erat.
Sejak saat itu mereka menjadi
sepasang kekasih. Dan mereka semakin tak terpisahkan. Sementara itu Rafi,
sahabat karib Andra sejak kecil, semakin terlupakan.
Namun Rafi tak pernah lupa
dengan sahabatnya itu, mereka sebenarnya mempunyai sebuah rencana yang telah
mereka bicarakan. Rencana untuk membunuh Geri, pemimpin mafia itu. Mereka
berdua sudah menyelidiki tentang Geri dan mengetahui tempat tinggalnya. Tapi
Rafi tahu sekarang Andra sudah bukan sahabatnya yang dulu lagi, semenjak Andra
berpacaran dengan Keyzha, hampir tak ada waktu lagi untuk mereka bertemu atau
saling menghubungi.
Sabtu malam, Rafi pun pergi
sendiri ke tempat tinggal Geri untuk membunuhnya seperti yang telah ia
rencanakan bersama Andra. Dia pergi tanpa memberitahu Andra karena tak ingin
mengganggu Andra yang akan pergi dengan Keyzha. Sesampainya di rumah tempat
tinggal pemimpin mafia itu, ternyata rumah itu dijaga oleh beberapa orang anak
buah mafia itu. Rafi pun menelepon Andra untuk meminta bantuan. Namun Andra
yang saat itu sedang sibuk dengan Keyzha tak menyadari bahwa ada telepon dari
sahabatnya itu. Akhirnya Rafi nekat menghadapi para mafia itu sendirian,
akhirnya dia dikeroyok oleh beberapa anak buah mafia itu. Andra baru sadar
bahwa sahabatnya sedang dalam bahaya ketika dia melihat 14 panggilan tak
terjawab dari sahabatnya di layar hpnya. Andra pun segera memacu motornya
menuju sahabatnya. Keyzha menangis melihat kekasihnya pergi, dia tahu
kekasihnya dalam bahaya karena akan melawan mafia itu.
Terlambat. Andra benar-benar
terlambat. Ketika dia sampai di tempat mafia itu, dia melihat sahabatnya
terkapar dengan wajah berlumuran darah. Dia segera menghampiri Rafi yang sedang
sekarat. Sambil menangis Andra mengatakan kepada Rafi bahwa ia akan membawanya
ke rumah sakit. Tapi Rafi menolak.
”Aku takkan selamat, tolong
selamatkan para pemilik toko, bunuhlah mafia itu”. Itu pesan terakhir Rafi
kepada Andra sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Andra.
Membawa senjata dan penuh
amarah. Andra pun menghampiri mafia itu. Dia dihadang oleh beberapa penjaga,
Andra berkelahi dengan mereka semua. Andra berhasil membunuh mafia itu. Namun
dia pun mengalami luka parah. Darah segar mengucur dari kepalanya. Dia berniat
kembali ke tempatnya bersama Keyzha. Namun karena terluka parah dan tak bisa
mengendalikan motornya. Dan ketika berpapasan dengan sebuah bus. Dia tak sadar,
yang dia lihat terakhir adalah sorot lampu yang membawanya menuju sahabatnya.
Sahabat sejatinya.
Inspired by : MV hello - huh gak
Post a Comment